Home » » diantara corak-corak dalam memahami tafsir,,corak muqarin dan maudhu'i.

diantara corak-corak dalam memahami tafsir,,corak muqarin dan maudhu'i.


METODE  MUQARIN DAN MAUDHU’I DALAM TAFSIR

MAKALAH
Disusun guna memenuhi 
Mata Kuliah: Madzahib Tafsir 
Dosen Pengampu: Hj. Istianah, M.Ag









Disusun Oleh:
M.Khoirus sholihin         (312025)
Moh. pujihono                (312038)



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN USHULUDDIN / TH
2013



I. PENDAHULUAN
Al-Quran secara tekstual memang tidak berubah, tetapi penafsiran atas teksnya selalu berubah, sesuai dengan konteks ruang dan waktu manusia. Karenanya, al-Quran selalu membuka diri untuk dianalisis, dipersepsi, dan diinterpretasikan (ditafsirkan) dengan berbagai alat, metode, dan pendekatan untuk menguak isi sejatinya. Aneka metode dan tafsir diajukan sebagai jalan untuk membedah makna terdalam dari al-Quran itu. Sehingga al-Quran seolah menantang dirinya untuk dibedah.
II. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Metode Muqarin dan  Maudhu’I !
2. Ciri-ciri Metode Muqarin dan Maudhu’I !
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Muqarin dan Maudhu’i.

III. PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Muqarin (Komparatif)
Para ahli tidak berbeda pendapat mengenai definisi metode ini. Dari berbagai litaratur yang ada, dapat dirangkum bahwa yang dimaksud dengan metode Muqarin ialah:
 1.membandingkan teks (nash) ayat-ayat Al-Qur’an yang memiliki persamaan atau kemiripan redaksi dalam dua kasus atau lebih, dan atau memiliki redaksi yang berbeda bagi satu kasus yang sama
2. membandingkan ayat Al-Qur’an dengan Hadits yang  pada lahirnya terlihat bertentangan.
 3.membandingkan berbagai pendapat ulama tafsir dalam menafsirkan Al-Qur’an. Dari definisi itu terlihat jelas bahwa tafsir Al-Qur’an dengan menggunakan metode ini mempunyai cakupan yang teramat luas, tidak hanya membandingkan ayat dengan ayat melainkan juga memperbandingkan ayat dengan hadits serta membandingkan pendapat para mufasir dalam menafsirkan suatu ayat.
B. Pengertian Metode Madhu’i (Tematik)
Yang dimaksud dengan metode maudhu’i ialah membahas ayat-ayat Al-Qur’an sesuai dengan tema atau judul yang telah ditetapkan. Semua ayat yang berkaitan, dihimpun. Kemudian dikaji secara mendalam dan tuntas dari berbagai aspek yang terkait dengannya, seperti asbab al-nuzul, kosakata, dan sebagainya. Semua dijelaskan dengan rinci dan tuntas, serta didukung oleh dalil-dalil atau fakta-fakta yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, baik argumen itu berasal dari Al-Qur’an, hadis maupun pemikiran rasional. Di antara tafsir yang masuk kategori  ini, misalnya,Al-Insan fi Al-Qura’an dan Al-Marat fi Al-Qur’an; keduanya karangan Mahmud al-Aqqad. Al-Riba fi Al-Qur’an karangan al-Maududi.
C. Ciri-ciri metode Muqarin
Perbandingan adalah ciri utama bagi metode Muqarin. Disinilah letak salah satu perbedaan yang principal antara metode ini dengan metode-metode yang lain. Hal itu disebabkan karena yang dijadikan bahan dalam memperbandingkan ayat dengan ayat atau ayat dengan hadist adalah pendapat para ulama tersebut, bahkan pada aspek yang ketiga, sebagaimana telah disebutkan diatas,pendapat para ulama itulah yang menjadi sasaran perbandingan. Oleh karena itu, jika suatu penafsiran dilakukan tanpa membandingkan berbagai pendapat yang dikemukakan  oleh para tafsir, maka pola semacam itu tak dapat disebut ‘metode kompaatif’. Dalam konteks inilah al-Farmawi menyatakan bahwa yang dimaksud dengan metode komparatif ialah: “menjelaskan ayat-ayat Al-Qur’an yang berdasarkan pada apa yan telah ditulis oleh sejumlah musafir”. Dari uraian yang dikemukakan itu diperoleh gambaran bahwa dari segi sasaran (objek) bahasan ada tiga aspek yang dikaji di dalam tasfsir perbandingan yaitu perbandingan ayat dengan ayat, ayat dengan hadist, dan pendapat para ulama tafsir dalam dalam menafsirkan Al-Qur’an.
D. Ciri-ciri metode Maudhu’i
Sesuai dengan namanya tematik, maka yang menjadi ciri utama dari metode ini adalah menonjolkan tema, judul atau topic pembahasan, sehingga tidak salah jika dikatakan bahwa metode ini juga disebut metode topical. Jadi, mufasir mencari tema-tema atau topik-topik yang ada di tengah masyarakat tau berasal dari Al-Qur’an itu sendiri, ataupun dari yang lain-lain. Kemudian tema-tema yang sudah di pilih itu di kaji secara tuntas dan menyeluruh dari berbagai aspeknya sesuai dengan kapasitas atau petunjuk yang termuat di dalam ayat-ayat yang di tafsirkan tersebut. Artinya, penafsiran yang di berikan tak boleh jauh dari pemahaman ayat-ayat Al-Qur’an agar tidak terkesan penafsiran tersebut berangkat dari pemikiran atau terkaan belaka (al-ra’y al-mahdh). Karena itu, dalam proses pemakaiannya, metode ini tetap menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku secara umum di dalam ilmu tafsir. Di samping ituperlu pula di lengkapi dengan hadis-hadis Nabi, pendapat para sahabat, ulama, dan sebagainya. Pendek kata, semua yang berkaitan dengan permasalahan yang tercakup di dalam tema yang dipilih harus dibahas secara tuntas dan menyeluruh agar diperoleh solusi dari permasalahan yang timbul. Dengan demikian, metode tematik ini dapat dikateggorikan ke dalam apa yang disebut dengan metode pemecahan masalah, khusus dalam bidang tafsir.
E. Ruang Lingkup Metode Muqarin
1. Perbandingan Ayat dengan Ayat
Perbandingan dalam aspek ini dapat dilakukan pada semua ayat,  baik pemakaian mufradat, urutan kata, maupun kemiripan redaksi. Semua itu dapat di bandingkan. Maka langkah-langkahnya sebagai berikut: menghimpun redaksi yang mirip, perbandingan redaksi yang mirip, analisis redaksi yang mirip, dan perbandingan pendapat para mufasir.  
2. Perbandingan Ayat dengan Hadist
Perbandingan penafsiran dalam aspek ini terutama di lakukan terhadap ayat-ayat Al-Qur’an yang  tampak pada lahirnya bertentangan dengan hadis-hadis Nabi yang di yakini Shahih. dalam hal ini dapat ditempuh langkah-langkah sebagai berikut: mengimpun teks ayat dan hadis separti contohnya:
القرآن
‰s)s9 tb%x. :*t7|¡Ï9 ’Îû öNÎgÏYs3ó¡tB ×ptƒ#uä ( Èb$tG¨Yy_ `tã &ûüÏJtƒ 5A$yJÏ©ur ( (#qè=ä. `ÏB É-ø—Íh‘ öNä3În/u‘ (#rãä3ô©$#ur ¼çms9 4 ×ot$ù#t/ ×pt6Íh‹sÛ ;>u‘ur Ö‘qàÿxî
الحديث
ما افلحَ قومٌ ولواامرهم إمراة
Al-Qur’an
Artinya: Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun".
Hadis
Tak pernah sukses atau (beruntung) suatu bangsa yang menyerahkan semua urusan mereka kepada wanita.
Dan selanjutnya Perbandingan antara kedua teks ayat dan hadis, perbandingan antara berbagai pendapat mufasir.
3. Perbandingan Pendapat Mufasir
Apabila yang dijadikan sasaran pembahasan perbandingan adalah pendapat para ulama tafsir dalam menafsirkan suatu ayat.
F. Kelebian dan Kekurangan Metode Muqarin dan Maudhu’i
a. Kelebihan Metode Muqarin
1. Memberikan wawasan penafsiran yang relatif lebih luas
Memberikan wawasan penafsiran yang relatif lebih luas kepada para penbaca bila dibandingkan dengan metode-metode lain, di dalam penafsiran itu terlihat bahwa satu ayat Al-Qur’an dapat ditinjau dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan sesuai dengan keahlian mufasir.
2.  Membuka pintu untuk selalu bersikap toleran
Membuka pintu untuk selalu bersikap toleran terhadap pendapat orang lain yang kadang-kadang jauh berbeda dari pendapat kita dan tak mustahil ada yang kontradiktif. Dengan demikian dapat mengurangi fanatisme yang berlebihan kepada suatu mazhab atau aliran tertentu, sehingga umat, terutama mereka yang membaca tafsir komparatif, terhindar dari sikap ekstrimistis yang dapat merusak peratuan dan kesatuan umat.
3. Dapat Mengetahui Berbagai Penafsiran
Tafsir dengan metode komparatif ini amat berguna bagi mereka yang ingin mengetahui berbagai pendapat tentang suatu ayat. Oleh karena itu, penafsiran semacam ini cocok untuk mereka yang ingin memperluas dan mendalami penafsiaran Al-Qur’an bukan bagi para pemula.
4. Membuat Mufasir Lebih Berhati-hati
Dengan menggunakan metode komparatif, maka mufasir didorong untuk mengaji berbagai ayat dan hadis-hadis serta pendapat-pendapat para mufasir yang lain. Dengan pola serupa ini akan membuatnya lebih berhati-hati dalam proses penafsiran suatu ayat.dengan demikian penafsiran yang diberikannya relative lebih terjamin kebenarannya dan lebih dapat dipercaya.
b. Kekurangan Metode Muqarin
1. Kurang Cocok untuk Pemula
Penafsiran yang memakai metode komparatif tidak dapat diberikan kepada para pemula, seperti mereka yang sedang belajar pada tingkat sekolah menengah ke bawah. Hal ini disebabkan pembahasan yang dikemukakan di dalamnya terlalu luas dan kadang-kadang bias ekstrim.
2. Kurang Pas untuk Memecahkan Masalah Kontemporer
 Metode komparatif kurang dapat diandalkan untuk menjawab permasalahan social yang tumbuh di tengah masyarakat. Hal itu disebabkan metode ini lebih mengutamakan perbandingan dari pada pemecahan masalah.
3. Menimbulkan Kesan Penggulangan Para Mufasir
 Metode komparatif terkesan lebih banyak menelusuri penafsiran-penafsiran yang pernah diberikan oleh ulama dari pada mengemukakan penafsiran-penafsiran baru.
c. Kelebihan Metode Maudhu’i
1. Menjawab tantangan zaman
Permasalahan dalam kehidupanselalu tumbuh dan berkembang sesuai dengan perkembangan kehidupan itu sendiri. Semakin modern kehidupan, permasalahan yang timbul semakin kompleks dan rumit, serta mempunyai dampak yang luas. Untuk menghadapi permasalahan yang demikian, dilihat dari sudut tafsirAl-Qur’an, tidak dapat ditangani dengan metode-metode penafsiran selain tematik. Hal itu di karenakan kajian metode tematik ditujukan untuk menyelesaikan masalah.
2. Praktis dan sistematis
Tafsir dengan metode tematik disusun secara praktis dan sistematis dalam memecahkan permasalahan yang timbul. Dengan adanya tafsir tematik, mereka akan mendapatkan petunjuk  Al-Qur’an secara praktis dan sistematis serta dapat lebih menghemat waktu, efektif, dan efisien.
3. Dinamis
Metode tematik membuat tafsir Al-Qur’an selalu dinamis sesuai dengan tuntutan zaman sehingga menimbulkan image di dalam benak pembaca dan pendengarnya bahwa Al-Qur’an senantiasa engayomi dan membimbing kehidupan di muka bumi ini pada semua lapisan dan strata social.
4. Membuat pemahaman menjadi utuh
Dengan ditetapkan judul-judul yang akan dibahas, maka pemahaman ayat-ayat Al-Qur’an dapat diserap secara utuh, metode tematik ini dapat diandalkan untuk pemecahan suatu permasalahan secara lebih baik dan tuntas.

d. Kekurangan Metode Maudhu’i
1. Memenggal ayat Al-Qur’an
Memenggal ayat Al-Qur’an yang dimaksudkan di sini ialah mengambil satu kasus yang terdapat di dalam satu atau lebih yang mengandung banyak permasalahan yang berbeda. Cara serupa ini kadang-kadang di pandang kurang sopan terhadap ayat-ayat suci sebagaimana dianggap terutama oleh kaum tekstuaalis.
2. Membatasi Pemahaman Ayat
Dengan ditetapkannya judul penafsiran, maka pemahaman suatu ayat menjadi terbatas paa permasalahan yang dibahas tersebut. Akibatnya, mufasir terikat oleh judul  itu.

IV. KESIMPULAN
definisi metode muqarin dirangkum menjadi tiga: Perbandingan Ayat dengan Ayat, Perbandingan Ayat dengan Hadist, dan Perbandingan Pendapat Mufasir.
Metode Maudhu’i adalah membahas ayat-ayat Al-Qur’an sesuai dengan tema atau judul yang telah ditetapkan.
Kelebihan metode Muqarin
1. memberikan wawasan relative lebih luas
2. membuka diri untuk selalu bersikap toleran
3. dapat mengetahui berbagai penafsiran
4. membuat mufasir lebih berhati-hati
Kekurangan metode muqarin
1. Kurang cocok pemula
2. Kurang pas untuk memecahkan masalah kontemporer
3. Menimbulkan kesan pengulangan pendapat para mufasir
Kelebihan metode Maudhu’i
1. Menjawab tantangan zaman
2. Praktis dan sistematis
3. Dinamis
4. Membuat pemahaman menjadi utuh
Kekurangan metode Maudhu’i
1. Memenggal ayat Al-Qur’an
2. Membatasi pemahaman ayat



V. PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
VI. DAFTAR PUSTAKA
 Baidan, Nasruddin. Metodologi Penafsiran Al-Qur’an, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1998.
http://muhsinhar.staff.umy.ac.id/metode-tafsir-al-quran/

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Kumpulan makalah lengkap Ushuluddin TH.angkatan 2012 STAIN KUDUS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger